
Membangun rumah memang perlu biaya yang sangat banyak. Karena Anda memerlukan budget untuk material bangunan hingga tukang. Cara menghitung biaya tukang bangun rumah juga ada rumusnya.
Rumus ini tergantung dari jenis tukang yang Anda gunakan. Misal seperti sistem borongan hingga sistem harian. Kemudian Anda perlu memperhitungkan estimasi proyek selesai berapa hari.
Apa Saja Skill Tukang Bangun Rumah yang Perlu Diperhatikan?
Seorang tukang bangun rumah yang baik harus memiliki berbagai kualifikasi dan keahlian. Agar nantinya rumah yang dibangun bisa kuat kokoh tahan lama sampai kapanpun.
Skill umum yang perlu dimiliki oleh tukang yakni memasang struktur seperti pondasi, dinding, kolom, dan balok, hingga pemasangan atap. Kalau perlu tukang juga harus bisa mengerjakan pekerjaan finishing seperti plesteran, pengecatan, dan pemasangan keramik.
Tak hanya harus bisa mengerjakan proyek, tukang juga harus tahu material bangunan. kemudian perlu paham jenis-jenis bahan seperti semen, pasir, batu bata, keramik, atau baja ringan, serta cara penggunaannya sesuai kebutuhan proyek.
Selain skill utama, tukang juga perlu memiliki skill ketelitian. Dengan memiliki skill seperti ini, maka nantinya pengerjaan bisa lebih bagus dan rapi.
Cara Menghitung Biaya Tukang Bangun Rumah
ilustrasi tukang bangun rumah
Untuk menghitung biaya tukang, sebenarnya tergantung dari berbagai aspek dan faktor. Anda perlu memperhitungkan aspek ini agar nantinya bisa lebih sesuai saat mengeluarkan budget untuk bayar jasa tukang. Berikut tahapan yang bisa Anda lakukan dalam menghitung biaya tukang.
1. Tentukan Jenis Sistem Pembayaran
Tahapan pertama, Anda perlu menentukan sistem pembayaran terlebih dahulu. Secara umum ada dua sistem, yakni secara harian dan secara borongan.
Sistem Harian
Untuk sistem harian, maka tukang dibayar per hari kerja. Anda perlu bayar tukang tersebut ketika tukang bekerja. Sistem seperti ini cocok untuk proyek kecil atau renovasi.
Umumnya kisaran upah harian: Rp100.000–Rp250.000 (tergantung lokasi dan pengalaman). Jumlahnya, Anda bisa gunakan rumus berikut:
Total biaya = (Upah harian × jumlah tukang) × total hari kerja.
Sistem Borongan
Sementara borongan tukang bangun rumah, umumnya tukang dibayar berdasarkan total pekerjaan. Jadi Anda dan tukang tersebut telah sepakat bangun rumah dalam waktu (misal 1 bulan) dengan upah 10 juta. Nah sistem ini cocok untuk pembangunan rumah baru atau proyek besar.
Kalau misalkan biaya dihitung berdasarkan luas bangunan tanpa bahan material. Maka umumnya kisaran biaya yakni antara Rp100.000–Rp250.000 per m². Untuk menghitung biayanya, Anda bisa gunakan rumus sebagai berikut:
Total biaya = Luas bangunan (m²) × harga borongan per m².
Apabila Anda memakai sistem borongan tenaga dan material, maka biayanya mencapai Rp3.000.000–Rp7.000.000 per m² (tergantung spesifikasi bangunan).
2. Hitung Jumlah Tukang yang Dibutuhkan
Selanjutnya Anda perlu menghitung jumlah tukang yang bekerja. Misalnya saja Anda butuh pekerja seperti kepala tukang (mandor), tukang (kayu, batu, atau cat), dan pekerja kasar.
Sementara untuk jumlah pekerja, semuanya tergantung dari skala proyek yang dibangun. Misalnya, untuk bangun rumah tipe 36 biasanya membutuhkan 3-5 tukang.
3. Hitung Lama Waktu Pengerjaan
Anda perlu menghitung estimasi waktu pengerjaan yang dihitung berdasarkan luas bangunan dan tingkat kesulitan.
Misalnya saja untuk Rumah kecil (tipe 36), umumnya butuh waktu sekitar 3–4 bulan hingga selesai. Sementara untuk rumah yang sedang, perlu waktu sekitar 5–6 bulan.
4. Kalkulasikan Total Biaya Tukang
Selanjutnya Anda bisa menghitung total biaya yang kiranya diperlukan dengan menggunakan sistem harian dan borongan. Cara menghitung ongkos tukang bangun rumah bisa menggunakan rumus berikut:
Sistem Harian:
Biaya Harian = Jumlah Tukang x Upah Harian x Jumlah Hari
Sebagai Contoh saat Anda bangun rumah tipe 36:
- Jumlah tukang: 4 orang
- Upah harian: Rp150.000
- Lama pengerjaan: 30 hari
Maka, Total Biaya Harian=4×150.000×30=Rp18.000.000
Sehingga total biaya tukang untuk bangun rumah yang perlu Anda keluarkan yakni: Rp18.000.000
Sistem Borongan:
Biaya Borongan=Luas Bangunan×Biaya Borongan per m²
Contoh perhitungan biaya tukang borongan bangun rumah:
- Luas rumah: 50 m²
- Biaya borongan: Rp2.500.000/m²
- Total biaya borongan tukang bangun rumah=50×2.500.000=Rp125.000.000
Maka Anda hanya perlu mengeluarkan uang Rp125.000.000 ketika membangun rumah dengan sistem borongan.
Sedikit informasi, ketika Anda hendak bangun rumah atau renov rumah jangan lupa untuk memakai pintu baja Fortress. Karena merk Fortress memiliki tampilan yang bagus cocok dengan berbagai model rumah Anda.
Pintu baja Fortress juga sangat kuat, bisa tahan lama hingga bertahun-tahun. Anda akan puas menggunakan produk pintu ini serta merasa nyaman setiap saat.